
Rabu, 19 April 2023, 20:00 WIB
Rully Nere melihat Timnas U22 Indonesia masih memiliki beberapa kelemahan jelang SEA Games 2023 (Foto: PSSI Press)
JAKARTA – Legenda Timnas Indonesia, Rully Nere, punya cerita unik saat meraih medali emas SEA Games 1987. Rully Nere mengatakan, saat itu sangat sulit bagi timnas Indonesia di SEA 1987 Game untuk bertemu Presiden. Republik Indonesia, meski telah meraih medali emas.
Saat itu, Indonesia masih dipimpin oleh Presiden Soeharto. Pria asal Papua itu menuturkan, meski telah meraih medali emas dan memberikan prestasi untuk Indonesia, sangat sulit bertemu dengan Soeharto.
Mantan pelatih Timnas Putri Indonesia itu menambahkan, perhatian pemerintah terhadap sepak bola kini lebih berkembang dibandingkan saat dirinya menjadi pemain.
“Yang saya alami saat menjuarai SEA Games 1987 dengan mendiang kapten Ricky Yakob, kita (Timnas) berhadapan dengan Mas Sigit Soeharto. Sekarang belum pernah menang uang. Mungkin jamannya sudah berbeda,” kenangnya, saat Diskusi Pers PSSI: Refleksi 93 tahun PSSI di Arena GBK, Jakarta, Senin (17/4) kemarin.
“Jadi ya, kami bangga bisa bermain untuk Merah Putih, saat menjuarai SEA Games ’87, kami hanya mendapatkan Rp 1 juta per orang dan sampai saat ini para pemenang mendapat 100 ribu sebulan dari Yayasan Supersemar untuk tim pemenang di ’87 dan ’91. ,” tambah mantan pemain United dan Galatama itu.
Hal senada juga dirasakan Robby Darwis, Legenda Timnas Indonesia dan Persib Bandung yang meraih emas SEA Games 1987 dan 1991.
“Bagi saya, saat perebutan dua medali emas SEA Games (1987 dan 1991) sangat sulit bertemu dengan presiden. Saat itu saya hanya berjabat tangan. Kata pertama. Saya bertemu dengan presiden (saat itu). SEA Games 1987. Beda banget,” kata Robb Darwis.
“Sekarang pemerintah mengawasi mereka, mereka juga antusias. Tapi itu tetap motivasi, kebanggaan kami bisa mewakili Merah Putih,” tambah pemain yang pernah berposisi sebagai stopper itu.
Editor: Hadi Febriansyah
Ikuti Sportsstars News di Berita Google